Kunjungan Kedubes Bangladesh 13 Januari 2025
, 18 March 2025

- Ketua DPP APINDO Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik menyambut baik kedatangan Duta Besar Luar Biasa dan Kuasa Penuh Republik Bangladesh untuk Indonesia H.E. Mr. Md. Tarikul Islam. Ketua DPP APINDO Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik didampingi oleh Dewan Pimpinan Harian APINDO Jawa Barat, antara lain Martin Benyamin Chandra sebagai Wakil Sekretaris I, Pieter WIjaya sebagai Wakil Ketua Bidang Industri, Perry Tristianto sebagai Wakil Ketua Bidang Pariwisata, Ekonomi Kreatif, IKM, UKM dan Koperasi, H.U Komaruddin Khalid sebagai Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Eddy Sugiri sebagai Wakil Ketua Bidang Investasi dan Hubungan Internasional, Rosa Haryani Setiawati sebagai Wakil Ketua Bidang Diklat, Litbang, Produktivitas, K3 dan Sertifikasi, dan Mukhammad Burhannuddin sebagai Wakil Bendahara. Kegiatan ini dihadiri oleh Dewan Pimpinan Harian APINDO Jawa Barat, Rektor Universitas Sangga Buana, Wakil Rektor 3 Universitas Sangga Buana, Direktur International Affair Universitas Pendidikan Indonesia, Kepala Departemen Urusan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Universitas Islam Bandung dan Mr. Mohammad Fahim Ahmed selaku Administrative Officer Duta Besar Republik Bangladesh untuk Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, membahas potensi kerja sama di industri kulit, farmasi, teknologi, dan sektor energi di Jawa Barat. Dengan pertemuan ini diharapkan terjalin kerja sama dan hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan di Indonesia khususnya Jawa Barat dengan Bangladesh. Perguruan Tinggi di Jawa Barat telah menerima pelajar dari Republik Bangladesh, dan tertarik untuk membuat program edukasi yang lebih intensif dengan Republik Bangladesh. Selain itu, Keadaan Ketenagakerjaan di Bangladesh tidak berbeda jauh dengan Indonesia. Penentu Upah Minimum tripartite antara Buruh, Pebisnis dan Pemerintah. Yang berbeda, pemerintah tidak bisa impose upah langsung. Upah ditentukan oleh masing-masing pebisnis. Upah di Bangladesh tidak bisa mengikuti standar di eropa, apabila mengikuti standar yang ada di eropa, maka perusahaan di Bangladesh tidak akan bertahan lama. Kemudian, Pariwisata Bangladesh tidak terlalu dikenal. Padahal dulu banyak pendatang yang datang ke Bangladesh. Kalau menurut Pak Perry, perlu adanya branding supaya ada daya Tarik di tempat wisata yang ingin dikunjungi.